Jumat, 05 Mei 2017

Candi Bajang Ratu, Candi Peninggalan Kerajaan Majapahit Yang Berupa Gapura

Candi Bajang Ratu, Candi Peninggalan Kerajaan Majapahit Yang Berupa Gapura - Sebagai kerajaan yang besar, Kerajaan Majapahit meninggalkan beberapa peninggalan sejarah yang beraneka ragam. Peninggalan Kerajaan Majapahit yang tersebar di beberapa daerah kebanyakan berbentuk candi. Ada beberapa candi peninggalan Kerajaan Majapahit yang masih bisa kita jumpai pada saat ini. Diantara candi peninggalan Kerajaan Majapahit yang masih ada adalah Candi Pari dan Candi Jabung. Selain kedua candi tersebut, masih ada lagi beberapa candi yang lain. Untuk kali ini, pembahasan akan kita fokuskan kepada candi peninggalan kerajaan Majapahit yang lain yaitu Candi Bajang Ratu atau sering juga disebut dengan Gapura Bajang Ratu.

 Candi Peninggalan Kerajaan Majapahit
 Candi Peninggalan Kerajaan Majapahit


Lokasi Candi Bajang Ratu

Gapura Bajang Ratu atau Candi Bajang Ratu ini adalah sebuah gapura yang merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit yang terletak di Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Indonesia. Lokasi Candi Bajang Ratu cukup jauh dari puat kanal perairan Majapahit di sebelah Timur, namun cukup dekat dengan Candi Tikus. Beberapa ahli menyebutkan dasar pemilihan lokasi ini mungkin dikarenakan alasan ketenangan. Selain alasan ketenangan, juga dikarenakan untuk lebih dekat dengan alam. Meski sedikit jauh dari pusat, namun lokasi Candi ini tetap dikontrol dengan adanya kanal melintang di sebelah depan candi dengan jarak lebih dari 200 meter yang langsung menuju bagian tengah sistem kanal Majapahit. Hal ini tentu menunjukkan adanya hubungan yang erat dengan pusat Majapahit.

Di lokasi sekitar Candi Bajang Ratu, terdapat banyak peninggalan Kerajaan Majapahit dari masa Kejayaan Majapahit. Peninggalan-peninggalan tersebut sangat penting keberadaannya sebagai salah satu sumber berita sejarah Kerajaan Majapahit.

Sejarah Gapura Bajang Ratu

Candi peninggalan Kerajaan Majapahit ini diperkirakan dibangun pada abad ke 14. Gapura Bajang Ratu ini juga merupakan salah satu gapura besar pada zaman keemasan Kerajaan Majapahit. Menurut badan purbakala Mojokerto, fungsi dari Gapuro Bajang Ratu ini adalah sebagai pintu masuk ke bangunan suci untuk memperingati wafatnya Raja Jayanegara yang didalam kitab Negarakertagama disebut sebagai "kembali ke dunia Wisnu". Namun demikian, sebelum wafatnya Jayanegara, Candi bajang Ratu ini sudah ada dan digunakan sebagai pintu belakang kerajaan. Dugaan seperti ini muncul karena adanya relief Sri Tanjung dan sayap gapura. Relief Sri Tanjung sendiri melambangkan pelepasan untuk orang meninggal. Dan, budaya tersebut sampai sekarang ternyata juga masih ada di Mojokerto di daerah Trowulan, yaitu jika melayat orang meninggal diharuskan melewati pintu belakang.

Candi Bajang Ratu, menurut tata bahasa Jawa sendiri memiliki arti "raja/bangsawan kecil/kerdil/cacat". Dari nama gapura tersebut, penduduk sering mengaitkan dengan raja Jayanegara yang merupakan raja kedua Majapahit. Hal ini karena Raja Jayanegara ketika dinobatkan menjadi Raja masih dalam usia yang sangat muda (baca : Kehidupan Politik Kerajaan Majapahit Masa Raja Jayanegara) atau dalam bahasa Jawa disebut bajang/bujang. Sehingga, kuat dugaan bahwa gapura ini kemudian disebut dengan Ratu Bajang/ Bajang Ratu yang artinya raja kecil. Ada legenda lain yang menyebut bahwa ketika Raja Jayanegara kecil sedang bermain di candi ini, ia tersandung dan mengakibatkan ia cacat sehingga Candi ini disebut dengan "Bajang Ratu".

Struktur Bangunan Candi Bajang Ratu


Candi ini secara vertikal memiliki tiga bagian utama yaitu, kakai, tubuh dan atap. Pada bagian tembok di kedua sisi Candi Bajang Ratu, terdapat semacam sayap. Kaki Candi Bajang Ratu memiliki panjang sekitar 2,48 meter. Kaki Bajang Ratu memiliki struktur bingkai bawah, badan kaki dan bingkai atas. Pada sudut kaki Candi Bajang Ratu terdapat relief sederhana yang menggambarkan kisah "Sri Tanjung". Sedangkan di bagian tubuh atas, pada bagian ambang pintu terdapat relief hiasan berbentuk kala dengan relief berhias sulur-suluran. Sedangkan di bagian atapnya terdapat relief hiasan yang rumit berupa kepala kala diapit singa. Kemudian relief matahari, kemudian naga berkaki dan kepala garuda dan juga relief bermata satu atau monocle cyclops.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Candi Bajang Ratu, Candi Peninggalan Kerajaan Majapahit Yang Berupa Gapura

0 komentar:

Posting Komentar