Silsilah dan Biografi Tribhuwana Tunggadewi, Penguasa Wanita di
Majapahit - Ada beberapa raja yang memerintah Kerajaan Majapahit. Raja pertama
sekaligus yang mendirikan Kerajaan Majapahit adalah Raden Rama Wijaya yang
kemudian disusul oleh anaknya yang bernama Jayanegara sebagai raja ke dua
Majapahit. Setelah Jayanegara, tahta Kerajaan Majapahit dipegang oleh adik
Jayanegara yaitu Tribhuwana Tunggadewi. Tribhuwana Tunggadewi adalah adik
Jayanegara namun beda ibu. Jayanegara tidak memiliki anak laki-laki sehingga
yang menjadi penerusnya adalah adik perempuannya beda ibu. Tribhuwana Tunggadewi
termasuk raja yang berhasil memulai masa kejayaan Kerajaan Majapahit.
Biografi Tribhuwana Tunggadewi |
Kehidupan politik Kerajaan Majapahit masa Tribhuwanatunggadewi ini
cukup bagus dan stabil. Bahkan Kerajaan Majapahit mulai melakukan perluasan
daerah kekuasaan dengan dipimpin oleh Mahapatih Gajah Mada dengan sumpah
palapanya. Meski pada masa kepemimpinannya masih ada pemberontakan di
Majapahit, namun dengan adanya Mahapatih Gajah Mada, pemberontakan tersebut
berhasil ditumpas dengan gemilang.
Silsilah dan Biografi Tribhuwanatunggadewi
Nama asli Tribhuwana Wijayatunggadewi adalah Dyah Gitarja. Ia adalah
raja ke tiga Kerajaan Majapahit yang memerintah pada tahun 1328-1351. Dari
prasasti Singasari (1351) bisa diketahui bahwa ia memiliki gelar abhiseka Sri
Tribhuwanottunggadewi Maharajasa Jayawisnuwardhani. Tribhuwanatunggadewi ini
memiliki adik perempuan yang bernama Dyah Wiyat dan kakak tiri yang bernama
Jayanegara. Pada masa Jayanegara menjadi raja Majapahit pada tahun 1309-1328,
Tribhuwanatunggadewi diangkat menjadi penguasa bawahan di Jiwana dengan gelar
Bhre Kahuripan.
Dalam kitab Pararaton dijelaskan bahwa pada masa Jayanegara menjadi
raja, ia merasa takut tahtanya terancam, maka ia kemudian melarang ke dua
adiknya menikah, termasuk Tribhuwanatunggadewi. Baru setelah Jayanegara
meninggal para ksatriya berdatangan untuk melamar kedua adik Jayanegara
tersebut. Akhirnya didapatlah kedua ksatriya setelah melalui sayembara.
Cakradhara berhasil mendapatkan Dyah Gitarja yaitu Tribhuwanatunggadewi, dan
Kudamerta mendapatkan Dyah Wiyat.
Cakradhara adalah penguasa Singasari dengan gelar Bhre Tumapel. Dari
perkawinannya dengan Cakradhara, Tribhuwanatunggadewi mendapatkan dua anak
yaitu Dyah Hayam Wuruk dan Dyah Nertaja. Hayam Wuruk kemudian diangkat menjadi
yuwaraja dengan gelar Bhre Kahuripan atau Bhre Jiwana sedangkan Dyah Nertaja
diangkat sebagai Bhre Pajang. Kelak yang menggantikan Tribhuwanatunggadewi
sebagai raja adalah Hayam Wuruk (baca : Biografi Hayam Wuruk) dan berhasil membawa masa Kejayaan Kerajaan
Majapahit.
Pada masa Tribhuwanatunggadewi menjadi raja ini terkenal sebagai masa
perluasan kekuasaan Majapahit. Ini dikarenakan pada masa tersebut Mahapatih
Gajah Mada mengucapkan sumpah palapa di depan para pejabat Majapahit. Sumpah
Palapa tersebut berisikan tekad Gajah Mada (baca : Silsilah dan Biografi Gajah Mada) untuk menyatukan Nusantara dibawah
kendali Majapahit. Perluasan Majapahit dilakukan ke segala arah. Pada tahun
1343 Majapahit berhasil mengalahkan Kerajaan Pejeng Bali, Dalem Bedahulu dan
kemudian seluruh Bali berhasil ditaklukkan.
Perluasan kemudian berlanjut ke Melayu, Adityawarman yang masih
memiliki darah Melayu dikirim untuk menaklukkan sisa-sisa Kerajaan Sriwijaya
dan Kerajaan Melayu. Adityawarman berhasil dan kemudian diangkat menjadi raja
bawahan di Sumatera. Kitab Negarakertagama mencatatkan bahwa akhir dari
pemerintahan Tribhuwanatunggadewi adalah tahun 1350 bersamaan dengan
meninggalnya Gayatri. Namun sumber berita sejarah Kerajaan Majapahit ini tidak
akurat, karena menurut prasasti Singasari, Tribhuwana masih menjadi ratu
Majapahit pada tahun 1351.
Perkiraan Tribhuwana turun tahta adalah pada tahun 1351 setelah
menyelesaikan prasasti Singhasari. Setelah selesai menjadi ratu Majapahit,
Tribhuwana kemudian kembali menjadi Bhre Kahuripan yang tergabung dalam
Saptaprabhu. Saptaprabhu ini semacam dewan pertimbangan agung yang anggotanya
adalah kalangan keluarga kerajaan. Setelah Tribhuwana turun tahta, maka
penerusnya adalah anakanya yaitu Hayam Wuruk. Sedangkan kapan meninggalnya
Tribhuwana, tidak diketahui dengan pasti kapan tahunnya. Kitab Pararaton hanya
menyebutkan bahwa Bhre Kahuripan meninggal dunia setelah pengangkatan Gajah
Enggon sebagai patih yaitu pada tahun 1371.
Masih menurut Pararaton, Tribhuwana Wijayatunggadewi didharmakan dalam
Candi Pantarapura yang letaknya di desa Panggih. Sedangkan Cakradhara atau
Kertawardhana Bhre Tumapel meninggal pada tahun 1386 dan didharmakan di Candi
Sarwa Jayapurwa yang letaknya di desa Japan.
kelinci99
BalasHapusTogel Online Terpercaya Dan Games Laiinnya Live Casino.
HOT PROMO NEW MEMBER FREECHIPS 5ribu !!
NEXT DEPOSIT 50ribu FREECHIPS 5RB !!
Ada Bagi2 Freechips Untuk New Member + Bonus Depositnya Loh ,
Yuk Daftarkan Sekarang Mumpung Ada Freechips Setiap Harinya
segera daftar dan bermain ya selain Togel ad juga Games Online Betting lain nya ,
yang bisa di mainkan dgn 1 userid saja .
yukk daftar di www.kelinci99.casino
Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
BalasHapusDalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
Yang Ada :
TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
Sekedar Nonton Bola ,
Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
Website Online 24Jam/Setiap Hariny