Sabtu, 06 Mei 2017

Silsilah dan Biografi Tribhuwana Tunggadewi, Penguasa Wanita di Majapahit

Silsilah dan Biografi Tribhuwana Tunggadewi, Penguasa Wanita di Majapahit - Ada beberapa raja yang memerintah Kerajaan Majapahit. Raja pertama sekaligus yang mendirikan Kerajaan Majapahit adalah Raden Rama Wijaya yang kemudian disusul oleh anaknya yang bernama Jayanegara sebagai raja ke dua Majapahit. Setelah Jayanegara, tahta Kerajaan Majapahit dipegang oleh adik Jayanegara yaitu Tribhuwana Tunggadewi. Tribhuwana Tunggadewi adalah adik Jayanegara namun beda ibu. Jayanegara tidak memiliki anak laki-laki sehingga yang menjadi penerusnya adalah adik perempuannya beda ibu. Tribhuwana Tunggadewi termasuk raja yang berhasil memulai masa kejayaan Kerajaan Majapahit.

Biografi Tribhuwana Tunggadewi
Biografi Tribhuwana Tunggadewi
Kehidupan politik Kerajaan Majapahit masa Tribhuwanatunggadewi ini cukup bagus dan stabil. Bahkan Kerajaan Majapahit mulai melakukan perluasan daerah kekuasaan dengan dipimpin oleh Mahapatih Gajah Mada dengan sumpah palapanya. Meski pada masa kepemimpinannya masih ada pemberontakan di Majapahit, namun dengan adanya Mahapatih Gajah Mada, pemberontakan tersebut berhasil ditumpas dengan gemilang.

Silsilah dan Biografi Tribhuwanatunggadewi

Nama asli Tribhuwana Wijayatunggadewi adalah Dyah Gitarja. Ia adalah raja ke tiga Kerajaan Majapahit yang memerintah pada tahun 1328-1351. Dari prasasti Singasari (1351) bisa diketahui bahwa ia memiliki gelar abhiseka Sri Tribhuwanottunggadewi Maharajasa Jayawisnuwardhani. Tribhuwanatunggadewi ini memiliki adik perempuan yang bernama Dyah Wiyat dan kakak tiri yang bernama Jayanegara. Pada masa Jayanegara menjadi raja Majapahit pada tahun 1309-1328, Tribhuwanatunggadewi diangkat menjadi penguasa bawahan di Jiwana dengan gelar Bhre Kahuripan.

Dalam kitab Pararaton dijelaskan bahwa pada masa Jayanegara menjadi raja, ia merasa takut tahtanya terancam, maka ia kemudian melarang ke dua adiknya menikah, termasuk Tribhuwanatunggadewi. Baru setelah Jayanegara meninggal para ksatriya berdatangan untuk melamar kedua adik Jayanegara tersebut. Akhirnya didapatlah kedua ksatriya setelah melalui sayembara. Cakradhara berhasil mendapatkan Dyah Gitarja yaitu Tribhuwanatunggadewi, dan Kudamerta mendapatkan Dyah Wiyat.

Cakradhara adalah penguasa Singasari dengan gelar Bhre Tumapel. Dari perkawinannya dengan Cakradhara, Tribhuwanatunggadewi mendapatkan dua anak yaitu Dyah Hayam Wuruk dan Dyah Nertaja. Hayam Wuruk kemudian diangkat menjadi yuwaraja dengan gelar Bhre Kahuripan atau Bhre Jiwana sedangkan Dyah Nertaja diangkat sebagai Bhre Pajang. Kelak yang menggantikan Tribhuwanatunggadewi sebagai raja adalah Hayam Wuruk (baca : Biografi Hayam Wuruk) dan berhasil membawa masa Kejayaan Kerajaan Majapahit.

Pada masa Tribhuwanatunggadewi menjadi raja ini terkenal sebagai masa perluasan kekuasaan Majapahit. Ini dikarenakan pada masa tersebut Mahapatih Gajah Mada mengucapkan sumpah palapa di depan para pejabat Majapahit. Sumpah Palapa tersebut berisikan tekad Gajah Mada (baca : Silsilah dan Biografi Gajah Mada) untuk menyatukan Nusantara dibawah kendali Majapahit. Perluasan Majapahit dilakukan ke segala arah. Pada tahun 1343 Majapahit berhasil mengalahkan Kerajaan Pejeng Bali, Dalem Bedahulu dan kemudian seluruh Bali berhasil ditaklukkan.

Perluasan kemudian berlanjut ke Melayu, Adityawarman yang masih memiliki darah Melayu dikirim untuk menaklukkan sisa-sisa Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Melayu. Adityawarman berhasil dan kemudian diangkat menjadi raja bawahan di Sumatera. Kitab Negarakertagama mencatatkan bahwa akhir dari pemerintahan Tribhuwanatunggadewi adalah tahun 1350 bersamaan dengan meninggalnya Gayatri. Namun sumber berita sejarah Kerajaan Majapahit ini tidak akurat, karena menurut prasasti Singasari, Tribhuwana masih menjadi ratu Majapahit pada tahun 1351.

Perkiraan Tribhuwana turun tahta adalah pada tahun 1351 setelah menyelesaikan prasasti Singhasari. Setelah selesai menjadi ratu Majapahit, Tribhuwana kemudian kembali menjadi Bhre Kahuripan yang tergabung dalam Saptaprabhu. Saptaprabhu ini semacam dewan pertimbangan agung yang anggotanya adalah kalangan keluarga kerajaan. Setelah Tribhuwana turun tahta, maka penerusnya adalah anakanya yaitu Hayam Wuruk. Sedangkan kapan meninggalnya Tribhuwana, tidak diketahui dengan pasti kapan tahunnya. Kitab Pararaton hanya menyebutkan bahwa Bhre Kahuripan meninggal dunia setelah pengangkatan Gajah Enggon sebagai patih yaitu pada tahun 1371.


Masih menurut Pararaton, Tribhuwana Wijayatunggadewi didharmakan dalam Candi Pantarapura yang letaknya di desa Panggih. Sedangkan Cakradhara atau Kertawardhana Bhre Tumapel meninggal pada tahun 1386 dan didharmakan di Candi Sarwa Jayapurwa yang letaknya di desa Japan.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Silsilah dan Biografi Tribhuwana Tunggadewi, Penguasa Wanita di Majapahit

2 komentar:

  1. kelinci99
    Togel Online Terpercaya Dan Games Laiinnya Live Casino.
    HOT PROMO NEW MEMBER FREECHIPS 5ribu !!
    NEXT DEPOSIT 50ribu FREECHIPS 5RB !!
    Ada Bagi2 Freechips Untuk New Member + Bonus Depositnya Loh ,
    Yuk Daftarkan Sekarang Mumpung Ada Freechips Setiap Harinya
    segera daftar dan bermain ya selain Togel ad juga Games Online Betting lain nya ,
    yang bisa di mainkan dgn 1 userid saja .
    yukk daftar di www.kelinci99.casino

    BalasHapus
  2. Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
    Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
    Yang Ada :
    TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
    Sekedar Nonton Bola ,
    Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
    Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
    Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
    Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
    Website Online 24Jam/Setiap Hariny

    BalasHapus